Analysis Penduduk berdasarkan Gender
Analisis ini bertujuan untuk mengkaji distribusi penduduk Indonesia berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin selama periode 2018 hingga 2023. Kajian ini akan menguraikan persentase pertumbuhan pada setiap kelompok serta mengidentifikasi kategori usia mana yang mengalami peningkatan jumlah populasi dalam kurun waktu lima tahun tersebut.
Distribusi Penduduk 2018-2025

Infografis ini menyajikan serangkaian piramida penduduk Indonesia dari tahun 2018 hingga 2023, yang menggambarkan perubahan struktur usia dan jenis kelamin secara visual. Secara konsisten selama periode tersebut, piramida menunjukkan bentuk yang ekspansif di bagian tengah (usia produktif) dan mulai sedikit menyempit di bagian dasar (usia muda), serta melebar di bagian puncak (usia tua). Hal ini mengindikasikan bahwa segmen usia menengah (dewasa) dan usia tua terus mengalami pertumbuhan jumlah penduduk, sementara segmen usia muda menunjukkan tren perlambatan atau bahkan penurunan relatif. Perubahan bentuk piramida dari tahun ke tahun secara bertahap menegaskan adanya proses transisi demografi di Indonesia.
Perkembangan yang terlihat dari tahun 2018 ke 2023 mengonfirmasi catatan yang tertera: adanya pertumbuhan pada kelompok usia menengah dan tua, sementara kelompok usia muda mulai mengalami penurunan. Dasar piramida (kelompok usia 0-14 tahun) tampak sedikit lebih ramping pada tahun 2023 dibandingkan 2018, menandakan penurunan angka kelahiran atau jumlah absolut anak-anak. Sebaliknya, bagian tengah dan atas piramida (usia 25 tahun ke atas) tampak lebih gemuk, mencerminkan peningkatan jumlah penduduk usia produktif dan lansia, kemungkinan karena peningkatan angka harapan hidup dan kohor generasi sebelumnya yang lebih besar memasuki usia tersebut. Fenomena ini mengarah pada potensi bonus demografi sekaligus tantangan penuaan penduduk di masa depan.
Tren Pertumbuhan di setiap kategori usia

Infografis tersebut menunjukkan adanya pergeseran signifikan dalam struktur umur penduduk Indonesia antara tahun 2018 dan 2023. Terlihat jelas bahwa pertumbuhan populasi terkonsentrasi pada kelompok usia produktif (Dewasa Awal, 20-39 tahun) dan kelompok usia lanjut (Dewasa Akhir, 40-59 tahun, dan Lansia, 60-75+ tahun). Kelompok Dewasa Awal meningkat dari 83,7 juta menjadi 88,3 juta jiwa, Dewasa Akhir dari 63,9 juta menjadi 70,7 juta jiwa, dan Lansia dari 24,4 juta menjadi 30,9 juta jiwa. Peningkatan ini mengindikasikan adanya perbaikan kualitas hidup dan layanan kesehatan yang berkontribusi pada meningkatnya angka harapan hidup, serta potensi bonus demografi karena besarnya populasi usia produktif.
Sebaliknya, terjadi penyusutan pada kelompok usia muda selama periode lima tahun tersebut. Populasi Remaja (10-19 tahun) turun dari 46,1 juta menjadi 44,2 juta jiwa, Anak-anak (5-9 tahun) dari 23,9 juta menjadi 22,0 juta jiwa, dan Balita (Lahir-4 tahun) dari 23,7 juta menjadi 22,5 juta jiwa. Penurunan ini mencerminkan adanya kontraksi atau penurunan pada basis populasi usia dini, yang kemungkinan besar disebabkan oleh penurunan angka kelahiran. Tren ini menandakan Indonesia sedang mengalami transisi demografi, namun penurunan angka kelahiran yang berkelanjutan perlu dicermati agar tidak menimbulkan ketimpangan struktur usia dan potensi masalah kependudukan di masa mendatang.
Rekomendasi Bisnis
Pertumbuhan signifikan pada kelompok usia Dewasa Awal (20-39), Dewasa Akhir (40-59), dan Lansia (60+) antara tahun 2018-2023 membuka peluang pasar yang besar. Bisnis dapat fokus pada penyediaan layanan dan produk yang relevan dengan kebutuhan segmen ini, seperti layanan keuangan (investasi, asuransi, dana pensiun), solusi kesehatan (layanan preventif, geriatric, farmasi, wellness), properti yang sesuai (hunian keluarga muda, rumah nyaman untuk usia mapan, fasilitas ramah lansia), serta produk gaya hidup yang menunjang karir, keluarga, dan kenyamanan di usia tua. Peningkatan pesat jumlah lansia secara khusus menciptakan potensi besar bagi pengembangan “silver economy”, mencakup segala hal mulai dari perawatan kesehatan khusus hingga produk teknologi dan rekreasi yang dirancang untuk manula.
Di sisi lain, tren penurunan jumlah penduduk pada kelompok usia Balita (0-4), Anak-anak (5-9), dan Remaja (10-19), seperti yang terlihat dalam data 2018-2023, menghadirkan ancaman signifikan bagi bisnis yang secara tradisional bergantung pada segmen pasar ini. Penyusutan basis konsumen ini secara langsung berarti penurunan permintaan potensial untuk berbagai produk dan layanan spesifik usia muda, mulai dari perlengkapan bayi, mainan, pakaian anak, layanan pendidikan dasar dan penitipan anak, hingga produk gaya hidup yang ditargetkan untuk remaja. Kondisi ini dapat memicu persaingan yang semakin ketat di antara para pemain bisnis untuk memperebutkan pangsa pasar yang semakin kecil, yang pada gilirannya berisiko menekan margin keuntungan dan bahkan mengancam keberlanjutan usaha yang tidak mampu beradaptasi atau terdiversifikasi.
Akses Data Visualisasi dalam tulisan ini dilakukan dengan bahasa Python yang dapat dilihat di Visualisasi populasi di Indonesia
Referensi
Data - Badan Pusat Statistik (BPS) - Link
World Population By Country - Worldometers