Loading 0%

Risiko Bunuh Diri Global (WHO): Apakah Negara Berpendapatan Rendah Lebih Rentan Bunuh Diri?

  .... Views
 323 words  2 min
Risiko Bunuh Diri Global (WHO): Apakah Negara Berpendapatan Rendah Lebih Rentan Bunuh Diri?

Analisis data bunuh diri tahun 2021, yang dikelompokkan berdasarkan empat kategori penghasilan negara (High-Income, Upper-Middle-Income, Lower-Middle-Income, dan Low-Income), mengungkapkan pola signifikan terkait rata-rata kasus per negara.

Catatan Penting: Konten berikut membahas isu sensitif terkait bunuh diri dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta pemahaman. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal membutuhkan dukungan, harap segera hubungi layanan bantuan profesional.

Visualisasi grafik jaringan yang menyertainya secara jelas menunjukkan korelasi ini: intensitas warna pada titik pusat setiap kategori—mulai dari merah muda cerah hingga maroon pekat—berbanding lurus dengan tingginya angka rata-rata bunuh diri, di mana warna yang lebih pekat menandakan rata-rata yang lebih tinggi dan menjadi fokus pengamatan ini.

Berikut adalah urutan kategori penghasilan negara berdasarkan rata-rata kasus bunuh diri per negara dari yang tertinggi hingga terendah pada tahun 2021:

  • Lower-Middle-Income: Rata-rata 5296.41 kasus per negara
  • Upper-Middle-Income: Rata-rata 4489.52 kasus per negara
  • High-Income: Rata-rata 3742.58 kasus per negara
  • Low-Income: Rata-rata 1731.63 kasus per negara

Secara spesifik, kategori negara “Lower-Middle-Income” mencatatkan rata-rata bunuh diri per negara tertinggi sebesar 5296.41 (contoh negara: India, Nigeria, Mesir), direpresentasikan dengan warna visual paling pekat. Di sisi lain spektrum, kategori “Low-Income” memiliki rata-rata terendah yaitu 1731.63 (contoh: Afghanistan, Ethiopia, Republik Demokratik Kongo), ditandai dengan warna paling cerah. Kategori “Upper-Middle-Income” menunjukkan rata-rata 4489.52 (contoh: Tiongkok, Brazil, Thailand), sementara negara “High-Income” memiliki rata-rata 3742.58 (contoh: Jepang, Amerika Serikat, Jerman).

Analisis data yang disajikan mengungkap sebuah temuan penting: tidak ada hubungan linear sederhana antara tingkat pendapatan suatu negara dengan risiko bunuh diri. Hal ini terlihat jelas pada dua perbandingan kunci yang menantang asumsi umum: pertama, kategori negara berpenghasilan menengah ke bawah (Lower-Middle-Income) memiliki rata-rata kasus bunuh diri yang secara signifikan jauh lebih tinggi dibandingkan negara berpenghasilan rendah (Low-Income).

Negara-negara dalam kategori penghasilan menengah ke atas (Upper-Middle-Income) juga menunjukkan rata-rata risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara berpenghasilan tinggi (High-Income)

Referensi

  • Nevid, J. S. (2012). Abnormal Psychology: In a Changing World. Pearson Education.

WHO