Kelompok Try-Out dan Kelompok Penelitian

Ilustrasi kelompok penelitian
Meskipun lokasi antara kelompok uji coba (try-out) dan kelompok penelitian utama dapat berbeda, kesamaan karakteristik lingkungan atau subjek yang relevan antara kedua kelompok tersebut sangatlah penting. Tingkat kesamaan yang dibutuhkan ini bergantung pada variabel atau konstruk yang hendak diukur dalam penelitian.
Sebagai contoh yang menggambarkan pemilihan kelompok uji coba yang kurang tepat: misalkan seorang peneliti bertujuan mengukur “Minat Belajar Siswa di Sekolah B”, yang merupakan sekolah negeri di perkotaan dengan suasana akademis yang sangat kompetitif. Namun, untuk tahap uji coba kuesioner, peneliti tersebut memilih siswa dari SMK A (Sekolah Menengah Kejuruan) dengan alasan utama kemudahan akses.
Pilihan ini berpotensi menimbulkan masalah karena siswa SMK A kemungkinan memiliki latar belakang, fokus pendidikan, dan tingkat persaingan akademis yang berbeda dibandingkan siswa di Sekolah B.

Ilustrasi kelompok penelitian 2
Karena perbedaan karakteristik lingkungan dan fokus pendidikan tersebut, siswa di SMK A mungkin cenderung memberikan penilaian rendah terhadap pernyataan seperti “Teman sebaya membantu saya dalam tugas akademik”, mungkin karena kolaborasi akademis bukan fokus utama atau dirasa kurang relevan di lingkungan mereka. Sebaliknya, di Sekolah B yang lingkungannya sangat kompetitif secara akademis, ada kemungkinan besar siswa justru akan memberikan penilaian tinggi untuk pernyataan yang sama, karena bantuan dari teman sebaya bisa jadi merupakan strategi penting dan bernilai tinggi untuk berhasil dalam tugas-tugas akademik mereka.
Sehingga Anda harus memiliki subject try-out dengan lingkungan yang sama dengan subject penelitian Anda.
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk memastikan apakah kuesioner yang telah disusun benar-benar mengukur variabel yang dimaksud. Misalnya, melanjutkan contoh sebelumnya, Anda ingin mengukur “Minat Belajar Siswa” di Sekolah B. Kemudian, Anda menyusun beberapa pernyataan untuk kuesioner tersebut. Berikut adalah contoh lima pernyataan :
- Saya merasa senang saat mempelajari hal-hal baru di kelas.
- Saya sering mencari informasi tambahan mengenai materi pelajaran di luar jam sekolah.
- Saya berusaha untuk fokus dan memperhatikan penjelasan guru selama pelajaran.
- Saya selalu mendapatkan nilai yang tinggi pada setiap ujian.
- Fasilitas di sekolah ini sangat lengkap dan nyaman.
Seperti contoh di atas pada pernyataan ke 4 mungkin terkesan tidak valid karena lebih menekankan kemampuan akademis daripada minat. Begitu juga dengan pernyataan ke 5 yang lebih fokus pada fasilitas sehingga bukan mengukur minat itu sendiri.
Dengan kata lain, uji validitas berfungsi sebagai proses seleksi untuk mengevaluasi dan menyaring butir-butir pernyataan yang telah dibuat. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa hanya pernyataan yang benar-benar relevan dan akurat dalam mengukur variabel atau konstruk penelitian yang akan dipertahankan dan digunakan dalam kuesioner final.

Ilustrasi uji validitas
Seperti contoh di atas, ketika Anda ingin menjual serbuk emas tentunya Anda tidak menjual beserta pasir sungainya, tetapi Anda menyaringnya terlebih dahulu untuk mendapatkan serbuk emasnya.
Uji Reliabilitas
Di saat Anda melakukan suatu pengujian terhadap kuesioner dengan uji validitas, tentunya Anda akan mendapatkan pernyataan yang valid atau akurat. Anda melakukan pengujian pada SMA B dan mendapat hasil yang relevan, tetapi kemudian Anda harus mengujinya kembali di SMA C. Apakah hasilnya juga akan konsisten antara SMA B dengan SMA C? Untuk mengatasi hal ini kita memerlukan pengujian Reliabilitas setelah kita melakukan pengujian validitas. Hal, ini bertujuan untuk mengukur apakah pernyataan kita tadi memunculkan hasil yang sama atau konsisten setiap kali dilakukan pengukuran
Saat Anda melakukan pengujian terhadap kuesioner menggunakan uji validitas, tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa setiap pernyataan dalam kuesioner tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur, sehingga menghasilkan data yang akurat dan dapat dipercaya.
Misalnya, ketika Anda menguji kuesioner tersebut di SMA B dan memperoleh hasil yang relevan, belum tentu hasil yang sama akan diperoleh jika pengujian dilakukan kembali di SMA C.
Oleh karena itu, setelah melakukan uji validitas, sangat penting untuk melanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana instrumen tersebut menghasilkan data yang konsisten ketika digunakan berulang kali dalam kondisi yang serupa. Dengan demikian, pengujian reliabilitas menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa kuesioner tidak hanya valid, tetapi juga dapat diandalkan di kelompok responden yang serupa.
Pengukuran SPSS
Sebagai latihan, kita akan menggunakan data dummy yang dapat Anda unduh di [placeholder untuk tautan unduh].
Tutorial ini menggunakan SPSS versi 24 dan Microsoft Excel 2019. Namun, langkah-langkahnya cenderung serupa untuk versi SPSS atau Excel yang lebih baru maupun lebih lama.

SPSS uji validitas 1
Selanjutnya, salin data respons dari Excel (pilih semua sel yang relevan, lalu tekan Ctrl+C) dan tempelkan ke tampilan ‘Data View’ di SPSS (klik sel pertama tempat data akan dimulai, lalu tekan Ctrl+V):

SPSS uji validitas 1
Di bagian kiri bawah jendela SPSS, klik tab ‘Variable View’ untuk mengatur properti variabel:

SPSS uji validitas 2
Pada tampilan ‘Variable View’, perhatikan beberapa kolom penting berikut untuk setiap item kuesioner (misalnya, P1, P2, dst.):
- Name: Anda dapat mengubah nama variabel default (misalnya, VAR0001, VAR0002) menjadi nama yang lebih deskriptif (misalnya, P1, P2, atau sesuai kode item kuesioner Anda).
- Decimals: Ubah angka desimal menjadi 0 jika data Anda berupa bilangan bulat (misalnya, skor skala Likert 1, 2, 3, 4, 5).
- Measure: Ubah tingkat pengukuran (‘Measure’) menjadi ‘Ordinal’ karena data kuesioner (skor per item) biasanya mewakili tingkatan atau urutan (misalnya, sangat tidak setuju hingga sangat setuju).

SPSS uji validitas 2
Uji Validitas Item (Menggunakan Analisis Reliabilitas)
Untuk menguji validitas setiap item pernyataan dalam kuesioner, kita dapat menggunakan nilai ‘Corrected Item-Total Correlation’ yang diperoleh dari prosedur Analisis Reliabilitas. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Klik menu Analyze > Scale > Reliability Analysis…

SPSS uji validitas 3
Pada kotak dialog ‘Reliability Analysis’, pindahkan semua variabel item (misalnya, P1 hingga P15) dari kotak kiri ke kotak ‘Items:’ di sebelah kanan. Anda bisa memilih semua item dengan menekan Ctrl+A (atau Shift+klik) lalu klik tombol panah.

SPSS uji validitas 4
Klik tombol Statistics…. Pada jendela yang muncul, centang opsi Scale if item deleted di bagian ‘Descriptives for’. Klik Continue, lalu klik OK pada jendela utama ‘Reliability Analysis’.

SPSS uji validitas 5
Output akan menampilkan beberapa tabel. Fokus pada tabel ‘Item-Total Statistics’:

SPSS uji validitas 6
Perhatikan kolom Corrected Item-Total Correlation. Nilai ini menunjukkan seberapa kuat hubungan antara skor suatu item dengan skor total dari item-item lainnya dalam skala tersebut. Item dianggap valid jika nilai ‘Corrected Item-Total Correlation’-nya memenuhi batas minimum tertentu. Seringkali digunakan ambang batas rhitung≥0.3 (seperti yang disarankan oleh Azwar, 2012) atau dibandingkan dengan nilai rtabel berdasarkan jumlah sampel (N) dan tingkat signifikansi (α) tertentu (misalnya α=0.05). Jika nilai rhitung (Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari rtabel (atau ≥0.3, tergantung acuan yang dipakai), item tersebut dianggap valid.
Pada contoh output di atas, item P6, P8, dan P15 memiliki nilai di bawah 0.3, sehingga item-item ini dianggap tidak valid dan perlu dihapus dari analisis selanjutnya.
Uji Reliabilitas
Setelah item-item yang tidak valid (misalnya, P6, P8, P15 dalam contoh ini) diidentifikasi, Anda perlu menjalankan kembali Analisis Reliabilitas hanya dengan memasukkan item-item yang valid.
Anda dapat menghapus item tidak valid dari analisis dengan tidak memasukkannya ke kotak ‘Items:’ saat mengulang langkah Analisis Reliabilitas berikut ini. !

SPSS uji validitas 8
Langkahnya sama persis seperti pada uji validitas item sebelumnya (Analyze > Scale > Reliability Analysis), namun kali ini hanya masukkan item-item yang valid ke dalam kotak ‘Items:’. Pastikan opsi Scale if item deleted pada tombol Statistics… masih tercentang (atau centang kembali jika perlu). Klik Continue dan OK.
Output yang dihasilkan akan mencerminkan analisis hanya pada item-item yang valid. Analisis ulang ini bertujuan untuk mendapatkan nilai reliabilitas (Cronbach’s Alpha) dari set instrumen yang sudah valid.
Setelah menjalankan analisis ulang dengan item valid, fokus pada tabel ‘Reliability Statistics’:

SPSS uji validitas 9
Nilai reliabilitas instrumen diukur menggunakan Cronbach’s Alpha. Umumnya, nilai Cronbach’s Alpha dianggap reliabel jika ≥0.60 atau ≥0.70, meskipun standar ini dapat bervariasi tergantung pada bidang studi atau referensi yang digunakan (misalnya, beberapa sumber menyarankan 0.70 sebagai batas minimal yang baik). Nilai yang lebih tinggi (mendekati 1.0) menunjukkan konsistensi internal yang lebih baik antar item.
Pada contoh output (setelah item tidak valid dihapus), nilai Cronbach’s Alpha adalah 0.982. Karena 0.982>0.60 (atau 0.70), maka kumpulan item kuesioner yang valid tersebut dapat dianggap reliabel.
Kesimpulan
Sebelum menyebarkan kuesioner kepada sampel penelitian utama (sampel besar), sangat penting untuk melakukan uji coba (pilot test atau try-out) terlebih dahulu pada sampel kecil yang memiliki karakteristik serupa dengan populasi target. Uji coba ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas instrumen, termasuk mengidentifikasi item-item pernyataan yang mungkin ambigu, sulit dipahami, tidak relevan, atau memiliki masalah validitas dan reliabilitas. Hasil uji coba (seperti analisis validitas dan reliabilitas yang dibahas di atas) digunakan untuk memperbaiki atau memodifikasi kuesioner sebelum digunakan dalam penelitian sesungguhnya.
Dalam konteks bisnis, misalnya, try-out kuesioner dapat membantu perusahaan memahami apakah instrumen yang digunakan benar-benar mampu menggali persepsi pelanggan, kinerja karyawan, atau efektivitas strategi pemasaran secara akurat. Dengan melakukan uji coba dan analisis yang tepat, peneliti dapat memastikan bahwa kuesioner yang digunakan lebih valid (mengukur apa yang seharusnya diukur) dan reliabel (konsisten jika digunakan berulang kali). Hal ini akan menghasilkan data penelitian yang lebih berkualitas dan dapat diandalkan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan atau membuat keputusan yang akurat.
Video
Referensi
Saifuddin Azwar - Penyusunan Skala Psikologi